Jumat, 27 Juli 2012

Bertaqwalah kepada Allah dalam hal Makanan



Berkenaan dengan makanan, taqwa kepada Allah tetap harus dilakukan. Sa'd pernah berkata: "Wahai Rasulullah, do'akanlah kepada Allah semoga Dia menjadikan aku orang yang selalu dikabulkan do'anya, "Rasulullah Saw menjawab:
           "Hai Sa'd, makanlah kamu dari yang halal, niscaya kamu menjadi orang yang dikabulkan do'anya." (HR. Thabarani)


Dalam sebuah Hadits panjang yang bersumberkan dari Abu Hurairah dalam Kitab Shahih Muslim disebutkan bahwa Rasul Saw bersabda:
            "Seorang lelaki yang lama melakukan perjalanan dengan rambut yang awut-awutan lagi tubuh penuh dengan debu, menadahkan kedua tangganya ke langit (berdo'a kepada Allah), sedang makananya dari yang haram, pakaianya dari yang haram, minumanya dari yang haram, dan disuapi dari yang haram, maka mana mungkin diperkenankan do;a baginya?"


Bagaimana akan diperkenankan do'a orang yang makananya dari yang haram? Bagaimana akan diterima shalat, puasa, haji, umrah, dzikir, dan tilawah Al-Qur'annya, sedang ia makan riba, berpakaian dari riba, membeli kendaraan dan membangun rumahnya dari riba, dan mendidik anaknya dari hasil riba.

Ibadah apakah seperti ini, padahal Rasul Saw telah bersabda:
         "Allah melaknat pemakan riba, pemberinya, juru tulisnya, dan kedua saksinya, mereka semua sama dalam hal dosanya."


Taqwa kepada Allah Swt yang berkenaan dengan makanan yang halal ialah hendaknya seseorang bertaqwa kepada-Nya berkenaan dengan makanan yang dimasukkan ke dalam perutnya. Untuk itu, janganlah sekali-kali ia memasukkan ke dalam perutnya, kecuali hanya makanan yang halal lagi baik, agar Allah menerima amal baiknya dan memaafkan kesalahan-kesalahan sehingga nanti Allah akan menjadikanya termasuk penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka yang bertaqwa.





Bertaqwalah kepada Allah dengan Lisan



      Taqwa kepada Allah dilakukan dengan lisan, bahkan cobaan paling besar yang menimpa ketaqwaan bersumber dari lisan. Oleh karena itu, sebagian ahlul 'ilmi ada yang mengatakan bahwa sebilan persepuluh dosa-dosa berasal dari lisan.

      Lisanlah yang menjerumuskan seseorang mukmin ke dalam dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu, Allah Swt menyebukan dalam firman-Nya:
          "Tiada suatu ucapan pun yang diucapkanya, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir."  (QS. Qaaf (50): 18)


Allah Swt menggambarkan ciri khas orang-orang yang bertaqwa melalui firman-Nya:
            "Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada        berguna."    (QS. Al-Mukminuun (23):3)


'Uqbah bin 'Amir' Salah seorang sahabat, bertanya: "Wahai Rasulullah, bagaimana cara untuk selamat? Yakni perkara apa yang dapat menyelamatkanku dari murka Allah, kemarahan, dan adzab-Nya?" Rasulullah  Saw menjawab:
          "Jagalah lisanmu; buatlah rumahmu terasa luas oleh mu; dan menangislah karena kesalahanmu."  (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Mu'adz pernah bertanya: "Wahai Rasulullah, amal apakah yang dapat mendekatkan ku ke surga dan menjauhkanku dari neraka?" Rasulullah Saw menjawab: "Sesungguhnya engkau telah bertanya tentang hal yang besar dan sesungguhnya hal itu benar-benar mudah bagi orang yang dimudahkan oleh Allah untuk melakukanya." Selanjutnya, Rasul Saw menyebutkan beberapa perkara yang mendekatkanya ke surga dan menjauhkanya dari neraka, kemudian di akhir hadistnya beliau bersabda:
           "Jagalah ini oleh mu," seraya memegang lisanya sendiri.


Mu'adz bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah kita dihukum karena apa yang telah kita katakan?" Rasulullah Saw menjawab:
             "Semoga ibumu kehilangan dirimu, hai Mu'adz. Memang tiada yang menjungkalkan manusia ke dalam neraka dengan hidung atau dengan kepala mereka di bawah, melainkan karena diakibatkan oleh ulah lisan mereka"      (HR.Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)







Semoga Allah melindungi kita dari bahaya lisan. Orang-orang shalih mengenal bahaya yang ditimbulkan oleh lisan dan mereka mengetahui bahwa taqwa kepada Allah tidak dapat dilakukan, kecuali dengan menjauhi bahaya lisan.

Salah seorang tabi'in mengatakan: "Aku pernah melihat Abu Bakar Ash-Shiddiq memegang lisanya sendiri saat dia mengintropeksi dirinya seraya menagis, lalu ia berkata: 'Inilah yang menyebabkan aku terjerumus ke dalam kebinasaan."'



Minggu, 22 Juli 2012

Benteng Diri Dari Setan



            Seorang hamba tidak dapat selamat dari godaan setan, kecuali dengan empat buah benteng:
1.   Selalu berzikir kepada Allah selamanya. Sehubung dengan ini Allah telah berfirman:
          ''Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tentram.''  (QS. Ar-Ra'd (13):28)
       ''Oleh karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscahya Aku ingat (pula) kepadamu.''   (QS. Al-Baqarah (2): 152)


Ibnu 'Abbas mengatakan bahwa setan bercakol dalam kalbu seorang hamba. Apabila hamba yang bersangkutan berzikir menyebut nama Allah, setan pun bersembunyi; dan apabila dia lupa, setan kembali menggodanya.

Seorang hamba tidak dapat selamat dari godaan setan, kecuali dengan berzikir menyebut nama Allah Yang Maha Esa. Dzikir adalah benteng yang paling besar dalam kehidupan dan ia merupakan senjata orang-orang yang mengesakan Allah. Ia merupakan nasyid para wali dan orang-orang shalih dan ia merupakan benteng bagi para ahli ibadah dan pedang bagi orang-orang yang arif.

Barang siapa mendapatkan pentunjuk untuk melakukan dzikrullah, niscahya ia akan memperoleh kecukupan, perlindungan, dan penjagaan. Barang siapa yang lalai dari dzikrullah, niscahya dia akan terperangakap oleh langkah-langkah setan, godaan, dan kekejianya.

2. Mengambil wudhu' karena setan tidak mau mendatangi, kecuali orang-orang yang suka najis dan berhadast selamanya.

Oleh karena itu, tempat tinggal setan adalah rumah-rumah yang najis dan yang sudah menjadi puing-puing serta kalbu yang tidak mengenal Tuhan langit dan bumi. Setan selalu menempati tempat yang najis, menyukainya, dan senang beragaul dengan para penghuninya. Oleh karena itu, barang siapa yang terus menerus melestarikan wudhu' dan bersuci, terlindung ia dari godaan setan dan setan menjauh darinya. Kebanyakan orang-orang yang terkena sambetan ganguan setan adalah orang-orang yang suka najis dan berhadast. Setan suka mendatangi mereka dan menganggunya, karena setan sebagaimana yang di sebuatkan oleh firma-Nya:

            "...Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhanya..."    (QS. Al-Kahfi (18): 50)











Kamis, 19 Juli 2012

Satu Kali Setan Berkata Benar



                Abu Hurairah berkata: "Rasulullah Saw pernah menugaskan diriku untuk menjaga kurma zakat, lalu tugas itu aku jalankan. Ketika aku sedang bertugas, tiba-tiba muncullah seorang lelaki tua yang sudah mendahuluiku, lalu mengambil kurma dan memasukkanya kedalam wadahnya. Aku tangkap dia, tetapi dia mengadu kepada ku bahwa yang membuatnya berbuat demikian adalah anak-anaknya kelaparan, sedang dia orang miskin dan tidak mampu. Akhirnya, aku kasihan juga kepadanya dan ku lepaskan dia dengan syarat tidak mengulangi lagi perbuatannya.

               Pada malam yang kedua dia datang dan mengambil kurma lagi, maka aku pegang pakainnya dan aku berniat untuk melaporkanya kepada Rasulullah Saw. Akan tetapi, dia mengadu kepadaku dan menggerutu tentang kemiskinan dan kebutuhan yang dialaminya, sedang anak-anaknya banyak. Akhirnya, dia kulepas lagi.

              Pada malam ketiga di datang lagi, lalu aku tangkap dia. Ia mengadu lagi kepadaku, tetapi kali ini dia tidak ku biarkan dan aku bertekad akan menyerahkanya kepada Rasulullah Saw.
              Lelaki itu berkata: ' Lepaskan aku! Aku akan mengajarkan kepadamu suatu ayat bila kamu membacanya pada malam harimu, maka akan ada penjaga yang memelihara kamu dari gangguan setan. oleh karena itu, Abu Hurairah bertanya: "Ayat apakah itu?' Setanpun membaca ayat kursi, yaitu firman-Nya:
        ''Allah, tidak ada Tuhan yang disembah, selain Dia yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus makluk-Nya..."'  (QS. Al-Baqarah (2): 225) hingga akhir ayat.

               Sesudah itu, Abu Hurairah melepaskanya. Selanjutnya, Abu Hurairah pergi dan menceritakanya kepada Rasul Saw, lalu Rasul Saw tersenyum dan bersabda: "Tahukah kamu, siapa yang kamu ajak bicara sejak tiga malam terakir, hai Abu Huarairah?" Abu HUrairah menjawab: "Tidak, wahai Rasullullah. " Rasullullah Saw bersabda:
        "Dia adalah setan, Ketahuilah sesungguhnya dia berkata benar kepadamu, sedang dia adalah pendusta. (HR. Bukhari dan Muslim)


               Setan berkata benar kepadamu tentang ayat Kursi. Tidaklah sesekali kamu membacanya , melainkan kamu berada dalam penjagaan Allah dan setan tidak akan dapat mendekatimu, Akan tetapi, setan selamanya adalah pendusta."






Rabu, 18 Juli 2012

Godaan Setan


            Di sini terdapat pelajaran besar yang menunjukkan bahwa manusia tidak akan dapat selamat dari setan, kecuali berkat kemurahan Tuhan Yang Maha Esa dan dzikir kepada Allah Swt.  selain itu, kita boleh mengambil hikmah sekalipun dari yang kafir lagi sesat, karena hikmah itu adalah barang yang dicari oleh orang mukmin. Kita boleh mengambilnya di mana pun kita menemukanya.

            Pelajaran lain yang dapat kita ambil adalah bahwa setan itu mempunyai godaan dan gangguan dan di antara hikmah Allah ialah Dia menciptakan manusia untuk membedakan antara yang buruk dan yang baik dan Allah menciptakan di sana surga bagi kekasih-kekasih-Nya dan neraka bagi musuh-musuh-Nya.
Rasulullah Saw telah bersabda:
          ''Setan datang kepada manusia, lalu berkata kepadanya: 'Jangan kamu masuk Islam, karena kalau kamu masuk Islam, kamu akan menangung berbagai beban. 'Akan tetapi, manusia mendurhakainya dan masuk Islam. Setan pun datang lagi, lalu berkata: ' janganlah kamu hijrah, karena sesungguhnya jika kamu hijrah, kamu akan meninggalkan anak dan istrimu, 'maka manusia mendurhakainya dan hijrah. Selanjutnya, setan datang lagi datang lagi dan berkata: 'Janganlah kamu berjihad, karena sesungguhnya jika kamu berjihad, kamu akan terbunuh dan darahmu dialirkan, 'maka manusia mendurhakainya dan berjihad. "(HR. Ahmad dan Nasa'i)


              Manusia pun masih tetap mendurhakai setan hingga dia masuk surga dan beruntung meraih ridha Allah Yang Maha Esa lagi Maha Membalas.

              Setan itu qur'annya adalah nyanyian; ruqyahnya adalah syair; rumahnya adalah kamar mandi; tempat kegemaranya adalah pasar; dan kekasihnya adalah setiap musuh Allah dan modalnya adalah angan-angan. Barang siapa yang mengikuti setan, maka setan akan menangkapnya hingga menjerumuskannya ke dalam neraka dengan muka di bawah. Tidakkah sekali-sekali perbuatan fahisyah (zina) terjadi di dunia, dosa-dosa besar dikerjakan, para pemuda dan orang tua menjadi sesat, darah dialirkan, dan tidak pula hukum-hukum Allah ditelantarkan, melainkan karena ulah perbuatan setan la'natullooh yang terkutuk.

             Setanlah yang membuat para pemuda menyimpang dari masjid menuju kafe-kafe, dari mush-haf ke majalah porno, dari sunnah kepada bid'ah, dari tilawah kepada nyayian, dari teman yang baik kepada teman yang sesat dan buruk, dan dari ketaatan kepada kekejian. Setanlah yang menyambut dengan cepat para pemuda Islam dalam jumlah besar, lalu memalingkan mereka dari ketaatan kepada Allah. Oleh karena itu, perhatikanlah keadaan mereka bagaimana mereka menyimpang dan bagaimana mereka berpaling, seandainya tidak ada sisa-sisa pemuda yang baik lagi lurus yang dipelihara oleh Allah dari setan?

              Pada hari manusia menaati setan, dia meninggalkan masjid, tidur diatas kasur, takut air dan hawa dingin. Oleh karena itu, dia tidak mau menghadiri shalat berjama'ah  dan mengerjakan berbagai dosa yang membuat murka Tuhan langit dan bumi.

              Pada hari manusia mentaati setan, dia membebaskan pandanganya untuk melihat yang haram, maka pandanganya menatap wanita yang mengoda dan gambar-gambar porno dan yang diharamkan. Akhirnya, dia terjerumus kedalam perbuatan zina. Dia menghasilkan uangnya dari riba dan menyimpanya di bank ribawi untuk mengambil bagianya dari laknat Rasul Saw yang telah bersabda:
             ''Allah melaknat pemakan riba, pemberinya, juru tulisnya, dan kedua saksinya. ''Beliau bersabda: ''Mereka itu sama saja. "Dalam riwayat lain di sebutkan: ''Mereka sama dalam hal dosa."  
(HR. Muslim dan Ahmad)









Senin, 09 Juli 2012

Fathimah Putri Rasululah


              'Ali bin Abu Thalib melamar fathimah, maka ia masuk menemui Rasulullah saw. Akan tetapi, begitu masuk, ia merasa malu kepada Rasulullah. Rasul memahami apa yang dimaksut oleh 'Ali, maka beliau bertanya: ''Sepertinya kamu menginginkan Fathimah.'' Aku menjawab: ''Benar, wahai Rasulullah.'' Rasul bertanya: ''Apakah kamu punya sesuatu (maskawin)?'' 'Ali menjawab: ''Demi Allah, aku tidak punya apa-apa.''

             'Ali bin Abu Thalib memang tidak punya apa-apa, tetapi dia punya iman, tauhid, Allah, yang tiada Tuhan selain-Nya yang disembahnya, serta gedung-gedung di dalam surga dan taman-tamannya yang luas-luas.

              Rasul Saw bertanya: ''Dikemanakankah baju besi Huthamiyyah-mu?'' 'Ali melanjutkan kisahnya: ''Aku pun menyerahkannya dalam keadaan patah-patah, tidak senilai dengan dua dirham pun" dan beliau menikahkannya dengan maskawin itu. (HR. Abu Dawud, Nasa'i dan Ibnu Hibban)

             Pada suatu malam Rasul Saw mengunjungi mereka, maka mereka tersinari oleh cahayanya dalam kegelapan. Beliau sampai kepada mereka saat mereka sudah di peraduan, lalu Fathimah bertanya: "Wahai Rasulullah, aku menggiling gandum sampai tanganku pegal-pegal dan aku menyapu hingga pakaianku kotor, maka adakah seorang pelayan utuk membantuku?'' Ternyata Fathimah menginginkan seorang budak perempuan untuk membantunya, dia ingin seorang pembantu.

             Rasulullah Saw menangguhkan permintaanya dan beberapa malam kemudian beliau datang seraya bersabda: ''Maukah aku tunjukkan kepada kalian hal yang lebih baik bagi kalian daripada seorang pembantu?" Padahal bisa saja beliau memberinya emas dan perak, juga pelayan, tetapi beliau menghendaki surga untuknya pada hari Kiamat ia akan datang dengan mengendarai unta dari cahaya yang tali kendalinya dari cahaya pula dan orang-orang membukakan jalan untuk dilaluinya. Dialah Fathimah binti Rasul yang senantiasa berhijab.

             Rasullullah Saw bertanya: "Maukah aku tunjukan kepadamu hal yang lebih baik bagimu dari pada pelayan?" 'Ali menjawab: "tentu kami mau, wahai Rasulullah. "Rasul Saw bersabda:
          "Apabila kamu berdua telah berada dalam peraduanmu, maka sucikanlah Allah (bertasbihlah) sebanyak tiga puluh tiga kali, pujilah Dia (bertahmidlah) sebanyak tiga puluh tiga kali, dan besarkanlah Dia (bertakbirlah) sebanyak tiga puluh empat kali. Ini lebih baik bagimu berdua dari pada pelayan."      (HR.Bukhari, Muslim, Ahmad, dan lain-lainya)


               Ketika sakaratul maut datang kepada Rasul Saw, Fathimah mendekat kepadanya, lalu menangis. Rasul bersabda kepadanya: "Engkau adalah orang yang paling pertama menyusulku." Fathimah mengerti bahwa dalam sakitnya itu Rasul Saw akan wafat. Oleh karena itu, tangisnya semakin menjadi-jadi. Rasul bersabda: "Mendekatlah ke mari!" Fathimah pun mendekat kepada beliau dan setelah berada di dekat Rasul Saw beliau bersabda:
               "Tidakkah kamu merasa puas jika kamu menjadi penghulu wanita semuanya (di dalam surga)?"    (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan lain-lainya)
               Selanjutnya, barulah Fathimah tersenyum dan berhenti dari tangisnya

              Sesungguhnya teladan yang kekal adalah istri-istri Nabi Saw, putri-putrinya, dan orang-orang mukminah yang benar lagi shalih. Oleh karena itu, mengapa sampai buka-bukaan? Mengapa sampai menangalkan hijab? Mengapa membangkang terhadap perintah Allah?
               "Apakah hukum jahiliyyah yang mereka kehendaki dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?"   (QS. Al-Maa'idah (5): 50)









Wanita penghuni Neraka



        "Sudah seharusnyalah kalimat haq ditegakkan dan sudah seharusnyalah dakwah diserukan untuk mengajak orang lain ke manhaj Allah Swt.

Di antara pertanda fitnah yang diberitakan oleh Nabi Saw pernah bersabda:
       ''Ada dua golongan manusia (penghuni neraka) dari kalangan umatku yang sekarang belum kulihat keberadaannya, yaitu segolongan orang yang membawa cambuk seperti ekor sapi untuk memukuli orang lain, dan segolongan wanita yang berpakaian tetapi telanjang dengan langkah yang berlenggak-lenggok memikat lawan jenisnya, (rambut) kepala mereka seperti punuk unta. Mereka tidak bakal mencium bau surga''   (HR. Muslim dan Ahmad)


         Adapun mengenai kaum wanita yang dimaksut, maka sesungguhnya masa sekarang kami telah melihatnya. Mereka berpenampilan memikat hati dan menawan jiwa. Cara jalan mereka diatur sedemikian rupa lenggak-lenggoknya untuk menarik lawan jenisnya dan ternyata pengaruhnya demikian hebat. Kini pemudi Islam keluar dari rumah orang tuanya dengan merias dirinya dan mengenakan wewangian seronok, menanggalkan ajaran laa ilaaha illallooh ke belakang punggungnya seakan-akan memamerkan kepada para penjahat: ''Liahatlah! Inilah aku!''

        Selanjutnya, ia pulang dan apakah yang dibawanya? Tentu saja ia kembali dengan membawa laknat Allah. Semoga Allah menghindarkan diri kita dari fitnah ini. Dalam sebuah Hadits shahih disebutkan bahwa Rosulullah pernah bersabda:
           ''Wanita yang mengenakan parfumnya, kemudian berlalu dihadapan kaum lelaki agar mereka dapat mencium bau harumnya, maka ia sama saja dengan wanita tunasusila.''     
(HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa'i)


        Demikian itu karena mata jalang mereka pasti akan memandangnya. Oleh karena itu, wahai kaum wanita, hindarilah fitnah ini! Hindarilah fitnah ini!
Rosulullah telah bersabda:
           ''Aku tidak meninggalkan pada umatku suatu fitnah pun yang lebih membahayakan kaum lelaki, selain wanita.''
(HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Tirmidzi)


         Iblis tidak mampu menyesatkan banyak manusia yang mendapat petunjuk, kecuali melalui wanita
Oleh karena itu, aku katakan kepada kaum wanita, mudah-mudahan ada yang mau mendengar dan mudah-mudahan hati mereka terketuk. Mudah-mudahan mereka merenungkan dan memikirkannya. Wahai saudariku, wahai ibuku, wahai wanita muslimah, beraqwalah kepada Allah dalam memelihara iman dan kehormatanmu. Bertaqwalah dalam bergaul den bermasyarakat. Bertaqwalah kepada Allah dalam bergaul dengan para hamba dan memelihara negeri, karena engkaulah yang bertangung jawab atas terjadinya fitnah bila menimpa mereka. Janganlah engkau menjadi penyebab terjerumusnya orang lain ke dalam marabahaya.

          Wahai hamba perempuan Allah, jagalah rumahmu! Jagalah rumahmu (menetaplah di rumahmu)! Wahai hamba perempuan Allah, dikemanakankah imanmu? Manakah hasil pendidikan Nabi Muhammad Saw? Dikemanakankah Firman Allah Swt:
             ''dan hendaklah kamu tetap dirumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu...'' 
(QS. Al-Ahzaab (33): 33)